Journal Reading
(Re-run Episode 2)
(7 April 2021, Gema Universitas Trisakti)
Prolog
Journal Reading? Tentu menimbulkan banyak tanda tanya bagi kita semua. Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan journal reading atau teknik membaca
arikel ilmiah ini. Sedemikian sulitkah, sehingga harus dipelajari dan harus menjadi mata
kuliah sendiri, misalnya untuk level program doktoral.
Jawabannya : Tentu tidak. Lantas untuk apa? Jawabannya : Standarisasi. Standarisasi ini bertujuan untuk penyamaan level
kompetensi dan proses perkuliahan dari sisi input,
proses dan output. Oleh karena setiap perguruan tinggi dan penerbit
karya ilmiah memiliki writing styles
(gaya selingkung) yang berbeda-beda. Setiap perguruan tinggi memiliki gaya selingkung dalam penulisan disertasi, yang tentunya merupakan
hasil kajian yang mendalam berdasarkan tradisi akademik yang telah dibangun selama ini. Dan tentu
saja gaya selingkung tersebut telah dilakukan benchmark dengan berbagai
perguruan tinggi, publisher yang
bereputasi dan tentunya sesuai dengan regulasi Pendidikan
tinggi.
Teknik membedakan dan memilih artikel ilmiah
berdasarkan kriteria baku atau universal
Pertama, pilihlah jurnal ilmiah yang berwibawa (terakreditasi dan
diakui dalam lingkungan peer group). Jurnal tersedia dalam bentuk hardcopy
dan softcopy. Untuk softcopy beberapa publiher terkemuka menyediakannya
seperti Elsevier, Sage, Proquest dan Emerald. Untuk Indonesia tersedia Sinta dan Garuda. Perlu diingat bahwa
sebaiknya jangan menggambil jurnal ilmiah melalui mesin pencari populer seperti
Google, Yahoo atau Mozilla, karena bersifat shareware atau freeware,
maksudnya siapa saja dapat mengunggah
karya ilmiahnya sekalipun belum diakui oleh komunitas keilmuan seperti
perguruan tinggi, asosiasi keilmuan atau profesi
dibidangnya.
Kedua, melakukan pemindaian (scanning): judul, abstrak dan
kata kunci. Termasuk, menelusuri dengan cermat
latar belakang penelitian sampai dengan perumusan atau tujuan penelitian. Kalau sudah cocok dengan
aspek konstruk/variabel, peneliti perlu
melihat pada model penelitian atau kerangka
analisis. Dengan demikian, basis teoritis menjadi kunci atau
dengan bahasa sederhana penguasaan teoritikal atas konsep atau variabel yang
dipilih harus dimiliki oleh penulis atau peneliti.
Ketiga, hal yang paling mendasar dalam menyusun karya ilmiah adalah
memperhatikan keterbatasan penelitian (limitation) dan saran
untuk penelitian selanjutnya (future research). Berdasarkan keterbatasan
penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya, maka kita mencoba menyusun
model alternatif. Memang ada
pendapat yang menyebutkan bahwa penelitian replikasi hanya menambah variabel
atau konsep atau sampel berdasarkan saran peneliti yang kita rujuk, tetapi saya
tidak sependapat dalam hal ini, mengapa? Hal ini penting yakni orisinalitas atau kebaruan (novelty) yang akan
dicari oleh peneliti
yang menjadi faktor kunci untuk membedakan dengan penelitian sebelumnya. Langkah paling akhir adalah kesesuaian dengan aspek
metodologis dan alat analisis seperti pilihan desain penelitian, apakah eksperimental atau simulasi atau bahkan menggunakan
statistik non-parametrik.
Perkembangan beberapa tahun terakhir ini ditambahkan dari sisi DOI (Digital Objective Identifer), sekalipun ada beberapa kritik karena menjadi mudah diretas. Masalah credential dan impact factors untuk penulis dan jurnalnya. Isu ini menjadi semakin penting oleh karena tidak setiap jurnal yang dipublikasikan di emerald, proquest bahkan scopus sekaligus mampu memenuhi kedua kriteria ini. Ada semacam kesalaham pemahaman atau persepsi “seolah-olah” kalau sudah jurnal berbahasa Inggris dan penulis internasional, apalagi dari publisher terkemuka, maka teori atau model yang absolut yang direplikasi atau modifikasi menjadi model penelitian yang absolut tidak ada kesalahan dalam melakukan konstruksi model yang akan diuji secara empiris.
Epilog:
Telaah kritis (critical review) atas
artikel ilmiah
Ada berbagai teknik atau cara dalam menelaah sebuah artikel ilmiah. Pertama
adalah pendekatan ProCon (Pro vs Contra) yang biasanya dilakukan oleh peneliti
jika sudah memiliki model penelitian yang akan diuji. Berdasarkan model tersebut
dilihat variabel-variabel (termasuk pengukuran) apa saja yang memiliki persamaan dan
perbedaan dengan artikel-artikel yang dilakukan perbandingan. Jadi si peneliti
sudah memiliki bekal teoritis yang kuat.
Kedua, pendekatan formal, (ini hanya istilah dari saya
saja untuk membedakan dengan
pendekatan pertama. Dalam pendekatan ini dibuat semacam
daftar ulasan mulai dari judul, penulis, tahun, absbrak, kata kunci, kebaruan
hingga pada implikasi. Sebagai ilustrasi diberikan dalam akhir tulisan. Tentu
saja ilustrasi ini hanya penyederhanaan, silahkan bisa ditambahan elemen-elemen
dan deskripsi ulasan oleh kita sendiri untuk mempertajam kesimpulan apakah
tulisan tersebut sangat baik, baik, cukup baik atau buruk.
Ketiga, pendekatan kontemporer) yang sebenarnya diilhami dari teknik melakukan resensi sebuah buku teks. Pendekatan ini memiliki tiga dimensi. Dimensi pertama dari sisi teknis (format penulisan, mudah dibaca, dan seterusnya). Dimensi kedua dari sisi metodologis, seberapa baik, terbuka dan jelas tahapan-tahapan metode penelitian yang dipaparkannya. Dimensi ketiga adalah dari sisi keilmuan, seberapa tepat dan kokoh model teoritis dan model empiris yang dilakukan oleh peneliti, Lebih khusus lagi melihat dari sisi aksiologis pada implikasi teortis, instrumentasi, manajerial atau regulasi.
Ilustrasi Ulasan Jurnal
No. |
Unsur |
Deskripsi |
Bobot |
Skor |
1. |
Judul,
Penulis, Tahun, Institusi dan Abstrak |
Pada bagian
ini setiap publisher memiliki format sajian yang berbeda, |
5 |
|
2. |
Pendahuluan |
a. Apakah cukup jelas disajikan
sehingga pembaca mudah untuk melihat fenomena teoritis dan fenomena emipris. b. Apakah research objectives dan research
questions dipaparkan? |
20 |
|
3. |
Ulasan
Literatur |
Konsistensi
kajian literatur dengan judul/tema, research objectives dan research
questions. |
20 |
|
4. |
Rerangka
Analisis |
Seberapa mudah pembaca memahaminya. Untuk bidang keuangan dan
akuntansi, ada juga yang tidak menampilkan secara visual dengan diagram, tapi
dengan model matematis (biasanya masuk dalam bagian metode). |
5 |
|
5. |
Pengembangan
Hipotesis |
Apakah cukup
lengkap atau bagaimana? Saat ini banyak jurnal yang menggunakan gaya IMRAD (Introduction,
Methods, Result, and Discussion), sehingga bagi yang pemula sering
bingung karena tidak ada ulasan literatur, rerangka analisis dan hipotesis.
Ketiga unsur ini dipadatkan pada bagian introduction. |
5 |
|
6. |
Metode |
Apakah metode
penelitian yang digunakan mudah ditelusuri, mulai rancangan penelitian, pengukuran,
sampling dan teknik pengumpulan sampai teknik analisis |
10 |
|
7. |
Hasil dan
Pembahasan |
Mudah
dipahami dan ada pembahasan penelitian tersebut, tidak hanya sekedar menyatakan
menerima atau menolak hipotesis nol dan mengonfirmasi menerima atau menolak
dengan hasil penelitian sebelumnya. |
25 |
|
8. |
Kesimpulan,
Implikasi & Rekomendasi |
Apakah jelas
dan terlacak oleh pembaca. |
10 |
|
Kesimpulan atas artikel bisa berdasarkan
skor yang dikategorikan sebagai berikut:
Sangat Baik : > 80
Baik : 70 –
79
Cukup Baik ; 60 – 69
Buruk : <
59
Sumber: Dengan modifikasi seperlunya, Kristaung R. &
Yvonne, A., 2019., Metodologi Penelitian Untuk Bisnis dan Akuntansi,
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
6 komentar:
karena saya baru mempelajari mengenai matkul metodologi penelitian, penjelasan dari blog ini cukup jelas untuk saya sebagai pemula bagaimana cara membaca teknik artikel ilmiah dan bagaiman memilih artikel yang baik dan saya baru mengetahui ternayata indonesia juga ada publisher dikarenakan jika kita menggunakan Proquest dan Emerald akan sedikit susah bagi kita yang tidak terlalu fluent bahasa inggris. karena kebanyakan dari kita yang pemula tidak tahu mencari jurnal yang benar dimana, pasti mencari di google biasa saja. blog ini sangat membantu dalam memberikan informasi jurnak khususnya untuk saya yang sedang belajar metodologi penelitian. Terimakasih
Wah, ternyata journal reading memiliki teknik - teknik khusus untuk dapat memahami unsur dan cakupan artikel ilmiah karna selama ini aku sulit dan bingung untuk memahami poin - poin didalam suatu artikel ilmiah dan akhirnya bisa belajar untuk memahami teknik teknik membaca artikel ilmiah dan mengakses proquest / emerald untuk menelusuri dan mencari tau artikel2 ilmiah yang aku butuhkan terkait akdemik maupun non akademik sehingga bisa selalu mengasah dan memotivasi sebagai bekal untuk penulisan skripsi maupun artikel - artikel dimasa yang akan datang. Terima kasih :)
hhmm, baru tau untuk jurnal-jurnal yang biasa di dapat dari google belum tentu sudah diakui oleh komunitas keilmuan seperti perguraan tinggi.
Selain itu, ternyata ada teknik-teknik sendiri bagaimana menulis dan mencari refrensi jurnal ilmiah yg oke. Sebelumnya hanya berpikir jurnal dengan bahasa inggris sudah pasti oke, ternyata belum tentu juga, hehehhe.
Blog ini menginspirasi sekali, jadi paham tujuan dari matkul Metodologi Penelitian.
Thanks ya :)
Ternyata banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan suatu penelitian karya ilmiah. Mulai dari memilih jurnal yang bagus, sampai dengan langkah-langkah menyusun penilitian. Dari blog ini saya juga dapat membandingkan jurnal yang telah saya pilih untuk acuan memulai penelitian, sehingga saya semakin mantap atas jurnal yang saya pilih. Sangat bermanfaat sekali pembahasan dari blog ini untuk mahasiswa yang akan memulai penelitian seperti saya. Terima kasih.
Sebelumnya disampaikan bahwa "beberapa publiher terkemuka menyediakannya seperti Elsevier, Sage, Proquest dan Emerald" namun dibagian akhir dikatakan bahwa adanya masalah credential dan impact factors bagi penulis dan jurnalnya dimana Isu ini menjadi semakin penting oleh karena tidak setiap jurnal yang dipublikasikan di emerald, proquest bahkan scopus sekaligus mampu memenuhi kedua kriteria ini. Lalu bagaimana bagi saya yang pemula didalam pembelajaran Metlit dapat mengetahui publisher/jurnal mana yang reliable?
Anw, saya baru tau kalau ternyata writing style didalam penerbitan karya ilmiah disetiap akademik/perguruan tinggi memiliki gaya yang berbeda berdasarkan tradisi/culture akademik masing-masing. Ini artinya tidak bisa jika kita berpatokan pada suatu karya ilmiah dari perguruan tinggi lain (meskipun itu UI) adalah yang bisa kita jadikan acuan/referensi sesuai dengan yang dimau-in kampus kita belajar. Yang menjadi pertanyaannya saya adalah apakah suatu tradisi writing style itu dapat berinovasi supaya standard penulisan dari semua perguruan tinggi jadi sama?
Ternyata blog ini membantu saya untuk membuat perumusan langka-langkah pada jurnal. Saya jadi paham dan mudah untuk menyusun dan mencari jurnal yang diperlukan, karena ternyata tidak sembarangn unutk mencari jurnal yang mudah di pahami, apalagai banyak yang berbayar dan sulit untuk di download. Ditambah langkah-langkah yang sulit dipahami, karena banyak yang menggunakan bahasa yang tidak mudah di mengerti. Blog ini sangat membantu untuk memahaminya.
Posting Komentar